Langsung ke konten utama

Pupus

Apa yang dicari dari anganmu yang tak berujung
Egomu terus mencuak tak ingin berhenti memahami keadaan 
Meraung akal mu menjelaskan kemana seharusnya kau menapakkan kaki itu
Dan kau, masih teguh dengan pendirianmu layaknya sebua batu

Kau ceritakan bagaimana harapanmu yang pupus kepada mereka yang tidak mengerti dan  tidak ingin mengerti
Mencari validasi konyol dari kesalahanmu sendiri
Kau katakan dengan lantang, bahwa kau sama sekali tidak bersalah
Karena itulah dirimu sebenarnya
Tidak ingin memahami dan mengenali keadaan

Pupus harapan sudah katamu
Tapi kau sedang menari dibawah cahaya hingar bingar kebahagian mu yang baru
Bahkan lebih terang dari sebelumnya
Apa sebenarnya yang sedang kau lakukan saat ini?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Di Dermaga

Angin meniup helai helai rambutnya pelan Dibalut warna merah langit senja yang tenggelam secara perlahan Di dermaga yang sudah tidak bertuan Ia duduk memeluk sebuah kenangan Disentuhnya air tenang yang pernah menjerit karena lara Ada bisikan luka yang terkubur didalamnya Di dermaga yang menjadi saksi kisah lama Ia merelakan yang bukan takdirnya Angin masih membelai dirinya  Tidak ada air mata tidak pula kesedihan yang harus ia jamu Hanya tatapan kosong yang terus terpaku dengan matahari yang mulai menghilang  Rasa sakit itu kembali merasuki hati yang mulai terbiasa Di Dermaga Ia bercerita tentang kisahnya sebagai seorang manusia Diminta menjadi sempurna padahal dia hanya orang biasa Kepada langit ia sampaikan Lukanya masih jelas menganga Angin membujuknya pulang untuk sementara Hatinya seperti disayat sayat tanpa belas kasih Melihat ia yang tk berdaya Sendirian di dermaga yang setia Hingga malam membawa kabar duka

Pasir pantai

Ombak berderu menggulung laut Hilir mudik angin membawanya tanpa lelah Seraya mengelus tepi pantai yang sedang sendiri  Langit sedang tersipu malu Rona merah jelas nampak di lukisnya Beberapa kali ia kirimkan burung-burung yang selalu bertamu Menyampaikan pesan kepada laut yang sekarang sibuk dengan gurauannya Ombak memanggil pelan Masih mengelus pasir-pasir yang ada di tepi pantai Bertanya si pasir saat ombak menghampiri Apa yang dicari sampai ingin mampir kedaratan Karena ada ribuan pasir yang menunggu jawaban