Langsung ke konten utama

Kota

Kota ini punya dua sisi

Ketika pagi, mereka sibuk dengan mencari nafkah

Orang-orang perantau mengadu nasibnya dengan harapan yang besar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pupus

Apa yang dicari dari anganmu yang tak berujung Egomu terus mencuak tak ingin berhenti memahami keadaan  Meraung akal mu menjelaskan kemana seharusnya kau menapakkan kaki itu Dan kau, masih teguh dengan pendirianmu layaknya sebua batu Kau ceritakan bagaimana harapanmu yang pupus kepada mereka yang tidak mengerti dan  tidak ingin mengerti Mencari validasi konyol dari kesalahanmu sendiri Kau katakan dengan lantang, bahwa kau sama sekali tidak bersalah Karena itulah dirimu sebenarnya Tidak ingin memahami dan mengenali keadaan Pupus harapan sudah katamu Tapi kau sedang menari dibawah cahaya hingar bingar kebahagian mu yang baru Bahkan lebih terang dari sebelumnya Apa sebenarnya yang sedang kau lakukan saat ini?

Luka

Kakinya sudah melalang buana tapi lukanya tidak pernah hilang siapa yang tega membawa bahagianya dari dia yang malang Ia meringis kesakitan disana membekas rasa sakit bersama kenangan Matanya menatap nanar iba rasanya ketika melihat dia tepuruk dengan tubuh yang gemetar meraung kesakitan mengais rasa iba yang tidak akan pernah dia dapatkan

Rumah Ternyaman

Aku ingin mencintaimu lebih lama Lebih dari sekedar kalimat selamanya Menari bersama diatas tawa Menyimpul benang luka menjadi bahagia Kita dua insan yang berbeda Berharap kau akan menepi dan berlabuh lama Tanpa syarata menggengam dan bercengkrama Dirumah ternyaman kita berdua