Kisah Manusia Purba

"Jodoh akan datang sendirinya" maka, persilahkan dia masuk wahai ayunda

Di kota asing yang aku singgahi Tepat dini hari saat lonceng-lonceng kota berbunyi seraya menunggu kembang api yang sedang bersembunyi di awal januari aku mendengar ungkapan isi hati

Dibawah langit malam yang pekat Mereka menahan sakit dari angin yang menusuk kulit Tak mau kalah, kala itu hujan deras turut menyamarakan seolah ingin membuat mereka di ujung maut Tubuh mereka menggigil hebat Melawan badai yang menggeliat dari atas bukit Hening tiada pembicaraan Mereka hanya diam bersama deruan angin Hingga tiba di bilik kopi yang nyaman Salah satu berkata "aku kira, malam ini kita akan dimakamkan, tenyata tuhan masih memberi kesempatan"

Tuan, boleh aku menumpang pada kapal yang kau nahkodai? Walau aku tau, laut tidak akan pernah menerimaku untuk di arungi Daratan sudah terlalu keras terhadapku yang sekarang saja sulit untuk berdiri